Siapa Orang Terkaya Di Italia

Bisnis.com, JAKARTA -- Giovanni Ferrero adalah orang terkaya di Italia dan miliarder di balik Grup Ferrero yang merupakan pembuat cokelat terbesar kedua di dunia dengan produk andalan seperti Nutella, Ferrero Rocher, dan Tic Tac.

Ferrero meraup pendapatan sebesar US$9,63 miliar pada tahun 2019, menjadikan kekayaan bersihnya saat ini menjadi US$25,4 miliar dan merupakan orang terkaya ke-32 di dunia menurut Forbes Real Time Net Worth.

Giovanni Ferrero lahir di Italia pada April 1964, menurut Bloomberg Billionaires Index. Dia bersekolah di European School, sekolah asrama Belgia, menurut National Italian American Foundation, dan melanjutkan studinya di bidang pemasaran di Lebanon Valley College di Annville, Pennsylvania.

Dilansir melalui Business Insider, Giovanni dan adiknya, Pietro, menjadi co-CEO di perusahaan ini sejak 1997. Pietro mengelola logistik harian untuk pengembangan bisnis dan produk, sementara Giovanni berfokus pada aspek kreatif.

Namun, kerja sama kakak beradik ini berakhir tiba-tiba ketika Pietro meninggal karena serangan jantung setelah kecelakaan bersepeda pada 2011 di Afrika Selatan. Giovanni kemudian menjadi CEO tunggal Grup Ferrero, sementara ayahnya Michele tetap sebagai ketua eksekutif.

Pada 2015, Michele meninggal dunia sehingga kepemimpinan Grup Ferrero sepenuhnya ada di tangan Giovanni. Dia memegang dua jabatan, sebagai CEO dan chairman, hingga 2017 setelah dia menunjuk Lapo Civiletti sebagai CEO pertama Grup Ferrero yang bukan dari anggota keluarga.

Sejak menjadi ketua eksekutif, Giovanni juga melakukan akuisisi pertama dalam sejarah cokelat.

Dia membeli chocolatier Inggris "Thorntons" seharga US$170 juta pada tahun 2015, bisnis permen Butterfinger dan BabyRuth milk Nestlé di AS sebesar US$2,8 miliar pada tahun 2018, dan bisnis kue kering "Kellogg" pada tahun 2019.

Akuisisi ini sangat kontras dengan rencana bisnis ayah Giovanni, yang berfokus pada membangun merek internal.

"Tradisi seperti busur," tulisnya dalam email ke Manuela Mesco Journal The Wall Street Journal pada 2016. "Semakin kita meregangkan tali busur, semakin jauh kita bisa melempar panah modernitas dan inovasi."

Inovasi ini memang sepertinya membuahkan hasil. Miliarder itu menambahkan US$9,63 miliar pada kekayaan bersihnya pada 2019.

Giovanni tidak memiliki kepribadian yang mungkin diperkirakan orang-orang dari seorang pengusaha miliarder. Menurut The Wall Street Journal, dia adalah Ferrero bersaudara termuda yang lebih tertutup.

Terlepas dari produknya yang terkenal di dunia, baik keluarga Ferrero maupun perusahaan telah mempertahankan profil yang sangat rendah, ke titik di mana langkah-langkah keamanan mereka telah dibandingkan setara dengan NASA.

Selain bekerja untuk perusahaan keluarga, Giovanni ternyata adalah seorang novelis.

Ferrero telah menulis delapan novel, beberapa di antaranya memiliki cerita dengan latar Afrika, menurut Forbes.

Buku terbarunya, sebuah novel berjudul "Il cacciatore di luce" ("Pemburu Cahaya") tentang seorang pelukis Afrika yang didiagnosis menderita leukemia, diterbitkan pada tahun 2016.

Forbes Real Time Billionaires merilis daftar terbaru orang terkaya di Indonesia. Lantas, siapa paling tajir?

Konglomerat pemilik Grup Barito Pacific Prajogo Pangestu kini menjadi orang tajir nomor satu di Indonesia. Menurut laporan Forbes per Selasa (14/11/2023), kekayaan Prajogo diperkirakan mencapai US$ 37,7 miliar atau setara dengan Rp 591,89 triliun.

Prajogo menyalip Low Tuck Kwong hingga Robert Budi Hartono dan Michael Hartono (Duo Hartono). Tak hanya menjadi menjadi orang terkaya di Indonesia, ia juga orang paling kaya ke-32 di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari detikFinance, kekayaan Prajogo meningkat pesat setelah sejumlah perusahaannya melantai di bursa saham Indonesia. Adapun dua emiten yang dimaksud adalah saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

Saking melonjaknya nilai saham kedua perusahaan ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi atau penghentian sementara perdagangan saham dua emiten milik konglomerat ini. BEI menilai kedua emiten mengalami peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

Saham BREN tercatat melonjak sebesar 435 persen sejak pertama kali mencatatkan diri di BEI pada 9 Oktober 2023. Dari harga perdana 975 per lembar saham, saham BREN kini sudah di level 5.225 per lembar saham.

Sementara CUAN melonjak 145 persen dalam rentan waktu satu bulan. 10 Oktober lalu CUAN diperdagangkan di level 2.850, namun kini sudah di level 7.000 per lembar saham. Jika ditarik dalam periode 3 bulan saat harga CUAN masih Rp 1.815, emiten ini menguat sebesar 285,67 persen.

Berikut daftar 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes Real Time Billionaires per Sabtu, 11 November 2023:

Hari ini Prajogo Pangestu berhasil menyalip raja batu bara Tuck Kwong dan bos Djarum Hartono Bersaudara. Berkat itu ia berhasil menempati urutan pertama sebagai orang terkaya di Indonesia. Padahal pria kelahiran Sambas, Kalimantan Barat 13 Mei 1944 ini dulunya hanya seorang sopir angkutan kota (angkot). Bahkan Prajogo Pangestu diketahui hanya lulusan SMP.

Prajogo Pangestu merupakan pemilik dari Barito Pacific, perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam. Seperti yang sudah dijelaskan, saat ini dirinya memiliki kekayaan sebesar US$ 38,7 miliar atau setara Rp 607,59 triliun.

Low Tuck Kwong merupakan pendiri PT Bayan Resources Tbk, perusahaan tambang batu bara di Indonesia. Ia merupakan orang terkaya kedua di Indonesia dan ke-52 di dunia saat ini. Harta Low Tuck Kwong kini mencapai US$ 26,9 miliar atau setara Rp 422,33 triliun.

R. Budi Hartono merupakan salah seorang terkaya di ASEAN lainnya yang berasal dari Indonesia. Kekayaannya sebagian besar berasal dari kepemilikannya di Bank Central Asia (BCA).

Selain BCA, keluarga Hartono juga mendapatkan kekayaannya dari Djarum, perusahaan rokok kretek terbesar di Indonesia. Harta R. Budi Hartono kini mencapai US$ 24,5 miliar atau setara Rp 384,65 triliun.

Michael Hartono merupakan kakak dari R. Budi Hartono. Sama seperti adiknya, kekayaan dari Michael Hartono sebagian besar berasal dari investasinya di BCA.Harta Michael Hartono saat ini mencapai US$ 23,4 miliar atau setara Rp 367,38 triliun.

Sri Prakash Lohia merupakan pendiri PT Indorama Synthetics Tbk, perusahaan produsen benang pintal. Selain menjadi produsen benang pintal, perusahaan ini juga bergerak di bidang petrokimia, pupuk, poliolefi, bahan baku tekstil, hingga sarung tangan medis. Saat ini harta Sri Prakash Lohia mencapai US$ 8,4 miliar atau setara Rp 131,88 triliun.

Chairul Tanjung merupakan pemilik CT Corp yang terkenal dengan perusahaan kartu kredit, supermarket, dan stasiun televisi. Kekayaan Chairul Tanjung saat ini mencapai US$ 5,5 miliar atau setara dengan Rp 86,35 triliun.

Lim Hariyanto saat ini merupakan orang terkaya ketujuh di Indonesia. Ia mendapatkan kekayaannya dari perusahaan produsen minyak sawit yang terdaftar di Singapura, yaitu Bumitama Agri. Harta kekayaan Lim Hariyanto mencapai US$ 4,7 miliar atau setara Rp 73,79 triliun.

Dewi Kam merupakan satu-satunya wanita dalam daftar ini, dan menduduki posisi orang terkaya kedelapan di Indonesia. Ia mendapatkan kekayaannya dari sahamnya di perusahaan tambang batu bara, Bayan Resources. Hartanya kini mencapai US$ 4,4 miliar atau setara Rp 69,08 triliun.

Kekayaan Giovanni Ferrero

Berdasarkan Daftar Miliarder Forbes 2024 yang dirilis pada Maret 2024, kekayaan bersih yang dimiliki Giovanni sebesar 43,8 miliar dolar AS. Ini menjadikan dia sebagai orang terkaya di Italia.

Berdasarkan data Real Time Billioonaires Forbes, kekayaannya tercatat sebesar 44,3 miliar dolar AS. Jika dikonversi ke rupiah dengan kurs saat ini, maka kekayaannya mencapai Rp684,54 triliun.

Kekayaan yang dimilikinya berkat bisnis yang sukses dijalani. Selain itu, juga karena dia mewarisi sebagian besar kekayaan keluarga Ferrero.

Baca Juga: Daftar Orang Terkaya Dunia September 2024, Hartanya Kuadriliunan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nama Giovanni Ferrero masuk dalam daftar orang terkaya di dunia versi Forbes pada 2022. Dengan kekayaan bersih sebesar US$36.2 miliar atau sekitar Rp560 triliun (asumsi kurs Rp15.496/US$), Giovanni menduduki posisi kedua orang terkaya di dunia dari industri Makanan dan Minuman (F&B). Dia juga tercatat sebagai orang paling kaya di seantero Italia, negara asalnya.

Laki-laki berusia 58 tahun ini merupakan sosok di balik produk cokelat terpopuler di dunia, yaitu Nutella, Kinder, Ferrero Rocher, TicTac, dan Butterfinger. Giovanni memulai kariernya menjadi CEO Ferrero Group sejak saudaranya, Pietro Ferrero meninggal dunia akibat serangan jantung pada 2011.

Sejak ayahnya, Michele Ferrero meninggal dunia pada 2015, Giovanni menambah titel jabatannya di Ferrero Group sebagai CEO dan Executive Chairman. Pada tahun yang sama, dia mengakuisisi perusahaan cokelat asal Inggris, Thornton senilai US$170 juta atau sekitar Rp2,6 Triliun.

Setelah itu pada 2018, usai melepaskan titel CEO-nya untuk berfokus pada posisi Executive Chairman, laki-laki berkebangsaan Italia ini membeli Butterfinger dan unit bisnis permen Nestle, Babyruth senilai US$2,8 miliar atau Rp43 triliun.

Selain berbisnis, sosok yang telah memiliki dua anak ini juga seorang novelis yang telah menerbitkan delapan buku. Diketahui, ia adalah sosok yang sangat menutup rapat kehidupan personalnya dari publik.

Diketahui, Ferrero Group merupakan perusahaan hasil warisan dari kakek Giovanni yang memiliki nama serupa dengan sepupunya, Pietro Ferrero. Pada zaman Perang Dunia II (PD II), Ferrero Group berhasil menjadi perusahaan kudapan terbesar di dunia.

Sejarah mencatat sepak terjang bisnis Ferrero dimulai dalam bayang-bayang Perang Dunia I. Pada tahun 1923, setelah bertugas di militer, Pietro Ferrero membuka toko kue di Dogliani, di barat laut Italia. Setahun setelahnya, Pietro menikah dengan Piera Cillario dan melahirkan seorang putra bernama Michele Ferrero pada tahun 1925, yang merupakan ayah dari Giovanni.

Keluarga itu menghabiskan beberapa dekade dan memutuskan untuk berpindah antar kota. Kemudian, pada tahun 1938, ia pindah ke Afrika Timur dengan rencana untuk menjual biskuit kepada pasukan Italia yang dikirim ke sana oleh Mussolini.

Pada saat Perang Dunia II dimulai, keluarga Ferrero menetap di bukit-bukit Alba. Di sanalah Pietro menemukan kesuksesan terbesarnya. Atas dorongan adik laki-lakinya, ia mulai bereksperimen dengan alternatif yang lebih murah daripada cokelat, sebuah kemewahan yang tidak terjangkau di Italia pada masa perang.

Setiap tahun, seperti dikutip dari Fine Dining Lovers, selai cokelat Nutella bisa terjual hingga US$ 19 miliar. Hasilnya, Nutella pun berhasil menjadi selai cokelat hazelnut yang paling terkenal di dunia.

Saksikan video di bawah ini:

Pewaris bisnis keluarga

Dikutip dari The Richest, Giovanni lahir di Fargliano, Italia pada 2 April 1964. Dia dilahirkan dalam keluarga yang sudah menjalankan bisnis cokelat.

Kedua orang tuanya Maria Franca Fissolo dan Michele Ferrero merupakan pemilik perusahaan multinasional yang dinamai Ferrero.

Giovanni mengenyam pendidikan di sekolah berkualitas di Belgia. Dia mengambil spesialisasi pemasaran di bangku kuliah di Amerika Serikat (AS). Dia lulus dari Lebanon Valley College di Annville, Pennsylvania.

Kemudian sang ayah menyerahkan bisnisnya kepada dia dan saudaranya, Peitro pada 1997. Kedua bersaudara ini menciptakan divisi baru di bawah label Ferrero dan mempraktikkan strategi pemasaran untuk ekspansi bisnis di luar negeri.

Mereka membentuk merek baru. Hasilnya, Ferrero menjadi nama yang terkenal di banyak negara di Eropa, Asia, Amerika Serikat, dan Australia.

Sang kakak, Pierto bertanggung jawab atas aspek teknis bisnis, seperti melacak logistik dan penjualan produk, sedangkan Giovanni menjadi otak kreatif di balik semua itu. Namun Pierto meninggal pada 2011, sehingga Giovanni menjadi pimpinan perusahaan, dan sang ayah menjadi CEO.

Giovanni kehilangan ayahnya empat tahun kemudian, sehingga dia mengambil alih posisi CEO. Pada 2017, dia menunjukkan Lapo Civilettti menjadi CEO Ferrero.

Dia juga mengakuisisi bisnis penting, seperti Thorntons pada 2015, Nestle di AS pada 2018, serta bisnis kue Kellogg pada 2019.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Baca Juga: Pembalut Bikin Pria Jepang Ini Jadi Konglomerat

Giovanni Ferrero disebut sebagai miliarder 'Nutella' dari Italia, namun Pietro juga berperan dalam pembentukan subdivisi ini di bawah Ferrero. Pietro yang memulai dan menjalankan merek tersebut pada 1946 dengan memperkenalkan toko cokelat di Alba, Italia.

Daya tarik tersendiri dari toko cokelat ini adalah produknya yang diberi nama Supercrema, yaitu olesan hazelnut yang muncul dari resep masa perang ketika kekurangan pangan merupakan fenomena umum.

Supercrema secara resmi merupakan pendahulu dari apa yang sekarang dikenal sebagai Nutella. Ferrero juga telah berkembang selama bertahun-tahun untuk berimprovisasi dan menciptakan merek-merek inovatif dan laris, seperti permen Tic Tac, cokelat Kinder, Baby Ruth, Butterfinger, Crunch, Keebler, Famous Amos, dan Little Brownie Bakers.

Di antara produk cokelat favorit keluarga Ferrero, juga terdapat cokelat Ferrero Rocher yang telah menjadi favorit selama puluhan tahun.

Tahir dan keluarga

Tahir merupakan pendiri Mayapada Group, perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, layanan kesehatan, asuransi, ritel, media, dan real estate. Harta kekayaan Tahir saat ini mencapai US$ 4,3 miliar atau setara Rp 67,51 triliun.

Berikutnya, ada Djoko Susanto yang merupakan pendiri Alfamart, sebuah minimarket yang mempunyai lebih dari 19.000 cabang di Indonesia dan 1.200 cabang di Filipina. Saat ini kekayaan Djoko Susanto mencapai US$ 4,2 miliar atau setara Rp 65,94 triliun.

Artikel ini telah tayang di detikFinance, selengkapnya baca di sini!

Jakarta, IDN Times - Giovanni Ferrero tercatat sebagai orang terkaya di Italia dalam Daftar Miliarder Dunia versi Forbes 2024. Keterampilan bisnisnya yang membuat dia meraih gelar tersebut.

Giovanni mengambil alih bisnis keluarga setelah kematian saudaranya Pietro pada 2011 lalu. Dia menjadi alasan di balik suksesnya merek cokelat Ferrero Spa, juga Nutella maupun Kinder.

Baca Juga: Daftar 30 Orang Terkaya di Indonesia September 2024, Prajogo Jawara

Siapa Mansa Musa, orang 'terkaya' sepanjang masa

Sumber gambar, Getty Images

Pendiri Amazon Jeff Bezos adalah orang terkaya di dunia, menurut daftar miliuner Forbes 2019 yang dirilis pekan lalu. Dengan kekayaan senilai kurang lebih USD131 miliar Rp1,87 kuadriliun, ia adalah orang terkaya dalam sejarah dunia modern.

Namun ia bukanlah orang terkaya sepanjang masa.

Gelar tersebut dipegang oleh Mansa Musa, penguasa Afrika Barat di abad ke-14 yang amat sangat kaya sampai-sampai saking dermawannya, sedekah yang ia berikan menghancurkan perekonomian suatu negeri.

"Jumlah kekayaan Musa jika dihitung di masa kini sungguh luar biasa sampai-sampai hampir mustahil untuk benar-benar memahami betapa kaya dan berkuasanya ia saat itu," ungkap Rudolph Butch Ware, guru besar sejarah di Universitas California, kepada BBC.

Mansa Musa "lebih kaya daripada apa yang orang bayangkan", ujar Jacob Davidson yang menulis tentang raja Afrika tersebut untuk situs Money.com tahun 2015 lalu.

Pada tahun 2012, situs web AS Celebrity Net Worth memperkirakan jumlah kekayaan Musa berada di angka US$400 miliar atau sekitar Rp5,72 kuadriliun, namun sejarawan ekonomi satu suara bahwa kekayaannya tak mungkin diejawantahkan ke dalam angka.

orang terkaya sepanjang masa

Sumber: Money.com, Celebrity Net Worth

Mansa Musa lahir tahun 1280 di keluarga para penguasa. Saudara laki-lakinya, Mansa Abu-Bakr, memerintah kerajaan mereka hingga tahun 1312, ketika ia turun takhta untuk pergi dalam sebuah ekspedisi.

Menurut sejarawan Suriah abad ke-14, Shibab al-Umari, Abu-Bakr terobsesi dengan Samudera Atlantik dan segala sesuatu yang ada di baliknya.

Ia dikabarkan berangkat dalam sebuah ekspedisi dengan armada sebanyak 2.000 kapal serta ribuan pria, perempuan, dan budak. Mereka pergi berlayar, namun tak pernah kembali.

Beberapa sejarawan, seperti mendiang sejarawan Amerika Ivan Van Sertima, berasumsi bahwa rombongan Abu-Bakr berhasil mencapai Amerika Selatan. Namun tak ada bukti yang mendukung asumsi tersebut.

Bagaimana pun, akhirnya Mansa Musa lah yang mewarisi takhta yang ditinggalkan sang saudara laki-laki.

Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Mali berkembang pesat. Ia berhasil menguasai 24 kota baru, termasuk Timbuktu.

Kerajaan tersebut membentang sepanjang 3.128 kilometer, dari Samudera Atlantik hingga daerah yang kini merupakan Niger, termasuk kawasan-kawasan yang kini menjadi Senegal, Mauritania, Mali, Burkina Faso, Niger, Gambia, Guinea-Bissau, Republik Guinea, dan Pantai Gading.

Dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas, sumber daya alam yang dimiliki Kerajaan Mali pun sangat besar, termasuk emas dan garam.

Pada masa kekuasaan Mansa Musa, Kerajaan Mali memiliki hampir separuh jumlah emas yang beredar di kawasan Dunia Lama - negeri-negeri di Afrika, Asia dan Eropa - menurut British Museum.

Dan semuanya milik sang raja.

"Sebagai penguasa, Mansa Musa punya akses yang hampir tidak terbatas terhadap sumber-sumber kekayaan paling bernilai pada abad pertengahan," ujar Kathleen Bickford Berzock, yang merupakan spesialis seni Afrika di Block Museum of Art di Universitas Northwestern, kepada BBC.

"Pusat-pusat perdagangan besar yang menggunakan emas dan komoditas lain sebagai alat tukar juga berada di daerah kekuasaannya, dan ia memperoleh kekayaannya dari aktivitas perdagangan tersebut," tambahnya.

Walaupun Kerajaan Mali menjadi sumber emas, kerajaan tersebut tidak banyak dikenal.

Hal ini berubah ketika Mansa Musa, seorang Muslim yang taat, memutuskan untuk berhaji ke Mekah, melalui Gurun Sahara dan Mesir.

Sumber gambar, Getty Images

Sang raja dikabarkan berangkat dari Mali bersama dengan rombongan berisi 60.000 orang.

Ia membawa serta seluruh pejabat dan hakim-hakim kerajaan, pasukan tentara, penghibur, pedagang, penunggang unta dan 12.000 budaknya, juga serobongan kambing dan sapi untuk persediaan makanan.

Rombongannya tampak seperti sebuah kota yang bergerak melalui gurun.

Kota yang para penghuninya, termasuk para budaknya, mengenakan pakaian dengan brokat emas dan sutra Persia terbaik. Ratusan unta beruntun, masing-masing mengangkut ratusan kilogram emas murni.

Benar-benar sebuah pemandangan luar biasa.

Dan pemandangan itu tampak lebih mewah saat rombongannya mencapai Kairo, di mana mereka dapat benar-benar menunjukkan kekayaan mereka.

Kisah Banjir Emas di Kairo

Mansa Musa meninggalkan kesan tak terlupakan di Kairo, hingga al-Umari, yang mengunjungi kota itu 12 tahun setelah kedatangan Mansa Musa ke sana, ingat bagaimana orang-orang Kairo menyanjung-nyanjung raja Mali tersebut.

Dengan 'boros' Mansa Musa memberikan emas yang dibawanya di Kairo, sampai-sampai persinggahannya selama tiga bulan di kota tersebut menyebabkan anjloknya harga emas di kawasan tersebut selama 10 tahun dan menghancurkan perekonomian di sana.

Perusahaan teknologi AS, SmartAsset.com, memperkirakan - berdasarkan penyusutan nilai emas - perjalanan haji Mansa Musa menyebabkan kerugian ekonomi senilai US$1,5 miliar atau sekitar Rp21,4 triliun di seantero Timur Tengah.

Dalam perjalanan pulangnya, Mansa Musa melintasi Mesir kembali, dan menurut beberapa orang, ia mencoba untuk membantu mengembalikan perekonomian Mesir dengan menarik sebagain emas dari peredaran dengan cara meminjamnya menggunakan suku bunga yang amat tinggi dari para pemberi pinjaman Mesir.

Yang lainnya mengatakan ia sangat boros sampai-sampai kehabisan emas.

Lucy Duran dari School of African and Oriental Studies di London mencatat bahwa para penghibur Mali, yang merupakan pendongeng balada sejarah, khususnya, marah terhadap Mansa Musa.

"Ia membagikan terlalu banyak emas sepanjang perjalanan hingga para penghibur tak mau memuja-mujinya lagi dalam nyanyian mereka karena mereka berpikir bahwa ia menghambur-hamburkan sumber daya alam lokal di luar kerajaan," ujarnya.

Sangat perhatian dengan dunia pendidikan

Tak ada keraguan bahwa Mansa Musa menghabiskan, atau menghamburkan, banyak sekali emas sepanjang perjalanan hajinya. Namun justru kedermawanannya itulah yang menarik perhatian dunia.

Mansa Musa membuat kerajaannya, Mali, dan dirinya sendiri diakui dunia. Pada peta Catalan Atlas yang berasal dari tahun 1375, sebuah lukisan bergambar seorang raja Afrika yang duduk di atas singgasana emas di puncak Timbuktu, sambil memegang sepotong emas di tangannya.

Timbuktu menjadi El Dorado-nya Afrika dan orang-orang datang dari negeri yang dekat dan jauh untuk melihatnya.

Pada abad ke-19, negeri tersebut masih menyimpan sebuah mitos sebagai kota emas yang hilang di ujung dunia, dan menjadi incaran para pemburu dan penjelajah Eropa, di mana hal ini sebagian besar berkat apa yang dilakukan Mansa Musa 500 tahun sebelumnya.

Sumber gambar, Getty Images

Mansa Musa kembali dari Mekah bersama sejumlah cendekiawan Islam, termasuk keturunan langsung Nabi Muhammad dan penulis puisi sekaligus arsitek Andalusia bernama Abu Es Haq es Saheli, yang dikenal sebagai perancang Mesjid Djinguereber yang terkenal.

Raja dikabarkan membayarnya dengan 200 kilogram emas, yang jika dikonversikan ke dalam mata uang saat ini menjadi sebesar Rp117,2 miliar.

Selain mendorong dunia seni dan arsitektur, ia juga mendanai dunia sastra dan membangun banyak sekolah, perpustakaan, dan mesjid.

Tak lama, Timbuktu berubah menjadi pusat pendidikan dan banyak orang berdatangan dari berbagai belahan dunia untuk belajar di tempat yang kini dikenal sebagai Universitas Sankore.

Raja yang kaya itu juga sering kali dianggap berjasa karena telah memulai tradisi pendidikan di Afrika Barat, meskipun kisah tentang kerajaannya hanya sedikit diketahui orang di luar Afrika Barat.

"Sejarah dicatat oleh para pemenang," menurut Perdana Menteri Inggris di masa Peradang Dunia II, Winston Churchill.

Setelah Mansa Musa meninggal dunia tahun 1337, pada usia 57, kerajaannya diwariskan kepada putra-putranya yang tak mampu menjaga keutuhan kerajaan. Sejumlah daerah memisahkan diri dan akhirnya kerajaan itu pun runtuh.

Kedatangan bangsa Eropa di kemudian hari ke Afrika menjadi titik akhir kehancuran kerajaan Mali.

"Sejarah periode abad pertengahan masih dilihat sebagian besar orang sebagai sejarah dunia Barat," ujar Lisa Corrin Graziose, direktur Block Museum of Art, menjelaskan mengapa kisah tentang Mansa Musa tak populer.

"Jika saja bangsa Eropa tiba dalam jumlah besar di masa Musa memerintah, dengan Mali yang tengah berada di puncak kejayaannya dengan pasukan militer dan kekuatan ekonomi dibandingkan kondisi ratusan tahun setelahnya, pasti semuanya tidak akan seperti yang kita lihat saat ini," ujar Ware.

Video: Warga RI Mau Good Looking, Industri Kosmetik RI Makin Glowing

Bisnis.com, JAKARTA - Forbes kini merilis daftar orang terkaya pada tahun 2022, usai terjadinya perang, pandemi, dan pasar yang lesu tentu memengaruhi total kekayaan miliarder dunia tahun ini.

Berdasarkan data Forbes, ada sebanyak 2.668 miliarder, di mana angka ini lebih 87 lebih sedikit dari tahun lalu.

Adapun, untuk jumlah kekayaan kolektif mencapai  US$12,7 triliun hingga US$400 miliar lebih rendah daripada tahun 2021.

Penurunan paling signifikan terjadi di Rusia, di mana terdapat 34 miliarder lebih sedikit dari tahun lalu setelah invasi Vladimir Putin ke Ukraina, dan China, di mana tindakan keras pemerintah terhadap teknologi perusahaan telah menyebabkan harta kekayaan 87 miliarder China tersebut turun.

Namun, Forbes telah mencatat lebih dari 1.000 miliarder punya harta kekayaan naik signifikan dari tahun lalu. Bahkan, dalam setahun terakhir ada 236 pendatang baru dari wilayah Barbados, Bulgaria, Estonia, dan Uruguay.

Melansir dari Forbes pada Selasa (6/12/2022), berikut daftar miliarder terbaru. Simak ulasannya.

Elon Musk masih menjadi prang terkaya di dunia, di mana dirinya mendirikan enam perusahaan termasuk pembuat mobil listrik Tesla, produsen roket SpaceX, dan startup Boring Company. Harta kekayaannya kini mencapai US$219 miliar atau sekitar Rp3.430 triliun.

Jeff Bezos merupakan pendiri e-commerce Amazon pada tahun 1994 yang bermula dari garasinya di Seattle. Meski, dia mengundurkan diri sebagai CEO untuk menjadi ketua eksekutif pada Juli 2021. Namun, harta kekayaannya saat ini mencapai US$171 miliar atau setara dengan Rp2.678 triliun.

Bernard Arnault kini telah menjadi dari LVMH Group dari sekitar 70 merek fesyen dan kosmetik, termasuk Louis Vuitton dan Sephora hingga mengakuisisi toko perhiasan klasik Amerika Tiffany & Co. Saat ini kekayaannya mencapai US$158 miliar atau sekitar Rp2.474 triliun

Bill Gates kini telah mendiversifikasikan bisnisnya, dari perangkat lunak Microsoft, hingga terjun ke dalam bisnis investasi energi nol karbon. Kekayaannya kini mencapai US$129 atau setara dengan Rp2.020 triliun

Warren Buffett adalah salah satu investor paling sukses sepanjang masa dengan kekayaan senilai US$118 miliar atau setara degan Rp1.848 miliar.

Larry Page mengundurkan diri sebagai CEO Alphabet, induk Google, pada Desember 2019 tetapi tetap menjadi anggota dewan dan pemegang saham pengendali. Kekayaan Page kini senilai US$ miliar atau setara dengan Rp1.738 triliun.

Meski mengundurkan diri sebagai presiden Alphabet, perusahaan induk Google, tetapi Sergey Brin tetap menjadi pemegang saham pengendali dan anggota dewan dengan kekayaan bersih mencapai US$107 miliar yang setara dengan Rp1.676 triliun

Larry Ellison adalah ketua, chief technology officer (CTO), dan salah satu pendiri Oracle, dengan kepemilikan saham sekitar 35 persen dan kekayaan bersih sebesar US$106 miliar atau setara dengan Rp1.660 triliun.

Steve Ballmer adalah mantan CEO Microsoft. Sejak menjabat CEO Microsoft dari tahun 2000 hingga 2014, harta kekayaannya kini sebesar US$91,4 miliar atau setara dengan Rp1.431 triliun.

Mukesh Ambani menjadi konglomerat India dengan menjalankan bisnisnya yaitu Reliance Industries di bidang petrokimia, minyak dan gas, telekomunikasi, dan ritel. Pengusaha yang sempat dikabarkan ingin membeli Liverpool ini memiliki kekayaan bersih mencapai US$90,7 miliar atau setara dengan Rp1.419 triliun.

11. Gautam Adani & Keluarga

Gautam Adani merupakan pengusaha infrastruktur asal India yang menguasai Pelabuhan Mundra, pelabuhan terbesar di negara itu, di negara bagian asalnya Gujarat. Forbes mencatat, Adani mengantongi kekayaan bersih senilai US$90 miliar atau setara dengan Rp1.408 triliun.

12. Michael Bloomberg

Michael Bloomberg adalah pendiri informasi keuangan dan perusahaan media Bloomberg LP pada tahun 1981. Kini, dia mengantongi kekayaan sebesar US$82 miliar yang setara dengan Rp1.283 triliun.

13. Carlos Slim Helu & Keluarga

Carlos Slim Helu dan keluarganya mengendalikan América Móvil, perusahaan telekomunikasi seluler terbesar di Amerika Latin. Mereka memiliki kekayaan bersih senilai US$81,2 miliar atau setara dengan Rp1.270 triliun.

14. Francoise Bettencourt Meyers

Francoise Bettencourt Meyers, cucu pendiri L'Oreal, merupakan perempuan terkaya di dunia dengan kekayaan bersih sebesar US$74,8 miliar atau setara dengan Rp1.170 trilun.

Mark Zuckerberg merupakan pendiri jejaring media sosial Facebook, yang kini berganti nama menjadi Meta, kekayaannya naik secara signifikan seiring dengan pandemi yakni sebesar US$67,3 miliar atau setara dengan Rp1.000 triliun.